Puisi Islami: Mujahidin Jalan Raya

Posted by Unknown Kamis, 19 Desember 2013 0 komentar
Mujahidin Jalan Raya
Oleh: MoehammadIzzy

Sekerumun orang-orang ramai-ramai mendeklamasikan
Ini pembantaian dan ironi teror
Baris-berbaris dan berhimpit di balik payung mentari
Pejuanglah mereka kata segelintir orang
Pemberanilah mereka kata sebaris orang
Rupa-rupa juang hanya cukup dengan merusak pemandangan dan ketentraman
Lagi ini lalu-lalang tak ada laku melainkan harus bertepian
Nyata-nyata berani sangat mudah diperbuat dan dipertontonkan
Kawan, kalau hanya itu tentu murid-murid belia TK Puspa tak kurang dari berani
Lampau hari, anak-anak itu berbondong di pagar itu juga
Dengan kertas terjulur dan syal terikat
Korban keberanian para guru
Bertameng sebab takut, demi protes minta sejahtera katanya
Kasihan anak TK Puspa, idolanya sejahtera dan mereka tetap saja bodoh sengsara
Sungguh berani bukan…
Terik ini, dirimu juga berdiri di sana dengan setangkai corong bersirene
Hingga berbuih lidahmu menjulur  bersuara
Tak mengerti bila upayamu sia-sia
Sejak kapan itu bisa merubah ironi yang di sana
Kami ini tak pernah teriak-teriak apalagi berigau
Hanya satu dua ceramah dan satus di beranda
Lebihnya cukup dengan layangkan kata-kata
Setiap hari dan tengah malam
Beribu huruf melaju ke atas bersamaan kalam-kalam indah
Selanjutnya cukup dengan layangkan kertas-kertas
Tiap-tiap jam berputar, mesin-mesin dengan angka itu bergerak
Kertas-kertas bergambar dan bernomer itu masuk dan keluar
Lalu cukup mereka yang menggantikan kehadiran, tentu pun dengan kemampuan
Selebihnya kami di sini duduk mencari
Harta abadi di balik lembaran-lembaran kertas
Hanya itu yang terbaik
Agar tak ada lagi orang-orang bodoh yang berbuat ironi
Akibat tak punya kekayaan abadi di hati
Mana lagi ada hati mereka kaya, lembaran itu saja mereka tak pernah mengerti
Ada saatnya kita menjadi berani
Nanti, bukan saat ini
Saat ini hanya konyol saja
Dan dungulah laku-laku macam ini
Saat kita punya seribu tameng baja dan sejuta peluru timah
Bukan sekadar di tangan dan di muka
Tapi di hati dan pikiran


Jember, 20 November 2013

Baca Selengkapnya ....

Puisi Islami: Penghuni Peti Mati

Posted by Unknown Selasa, 17 Desember 2013 0 komentar
Penghuni Peti Mati
Oleh: MoehammadIzzy

Puisi Islami: Penghuni Peti Mati


Sunyi sepi sendiri
Dalam bisu sendu beradu
Petang pelan menyelam
Merayap dingin meresap hujan

Pukul dua puluh
Hari dua belas
Bulan empat
Terbujur kaku bertumpu papan kayu
Terbaring beku bertampang sayu

Cukuplah lembaran putih
Rangka kayu
Cucuran air
Tak ada lebih dalam beri
Tak ada tambah saat bekal

Pukul dua puluh satu
Hari dua belas
Bulan empat
Ini petang pertama
Jarum pukul baru telah berdentang
Satu awal besar dan satu antara dua pertanda
Untuk akhir abadi dan hidup nyata


Jember, 30 Oktober 2013

Baca Selengkapnya ....
Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of Penuntut Ilmu Muda.